Beranda | Artikel
Biografi Imam Ibnu Majah
Jumat, 14 Agustus 2020

Bersama Pemateri :
Ustadz Ali Musri Semjan Putra

Biografi Imam Ibnu Majah merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Faidah-Faidah Sejarah Islam yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Ali Musri Semjan Putra, M.A. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Jum’at, 24 Dzulhijjah 1441 H / 14 Agustus 2020 M.

Download juga kajian sebelumnya: Biografi Singkat Imam At-Tirmidzi

Mukaddimah Kajian Tentang Biografi Imam Ibnu Majah

Pembahasan kita pada kesempatan kita kali ini masih melanjutkan biografi dari salah satu Imam penulis الكتب السته (Kutubus Sittah), yaitu Imam Ibnu Majah. Pembahasan kita ini adalah rangkaian dari pembahasan biografi-biografi ulama yang wafat dalam kekuasaan Al-Mu’tamid Alallah. Pada pembahasan yang telah lalu kita sudah menjelaskan ulama-ulama dalam kekuasaan beliau, ada Imam Bukhari, Imam Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, lalu Imam Ibnu Majah yang wafat pada tahun 273 Hijriyah.

Nama beliau sering terdengar, disebut-sebut ketika meriwayatkan hadits apabila hadits tersebut diriwayatkan oleh beliau. Dan tentu selayaknya kita mengenal ulama-ulama yang telah berjasa untuk umat ini, yang telah membukukan hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, yang telah membukukan ilmu sehingga pada hari ini ilmu-ilmu yang mereka dapat dimasa mereka tetap dapat kita nikmati.

Sungguh besar sekali jasa-jasa para ulama yang telah mengorbankan waktu mereka untuk agama yang mulia ini. Menulis dimasa mereka tidaklah semudah dan semurah seperti zaman sekarang. Kita tahu bahwa dimasa mereka terbatas sekali alat-alat untuk menulis, waktu, tempat, pencahayaan dan segala macamnya, banyak sekali kekurangan dimasa mereka. Akan tetapi diatas kekurangan-kekurangan itu mereka justru termotivasi untuk memberikan yang terbaik untuk umat ini, Subhanallah. Kalaulah kita hidup bersama mereka, kita tidak tahu, mungkin kita akan banyak mengeluh. Kondisi politik, kondisi ekonomi yang mereka alami, itu semua tidak membuat mereka lalai dari menyebarkan ilmu dan berdakwah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Maka pantaslah kita bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan juga mengenang jasa mereka, kita mendoakan mereka, semoga Allah merahmati ulama-ulama kita yang telah mengorbankan waktu, tenanga dan harga mereka untuk memperjuangkan agama Allah Subhanahu wa Taala. Melalui mereka Allah Subhanahu wa Ta’ala menyampaikan agamaNya kepada kita. Sehingga hadits-hadits yang mereka dengar tetap kita nikmati hari ini. Bayangkan sudah berapa abad sampai hari ini, jasa mereka masih dapat kita kenang, ilmu mereka masih dapat kita pelajari? Maka dari itu sebagai pelajaran bagi para dai, para ustadz, kita tidak boleh terlena dengan kemewahan. Dan segala kekurangan tidak perlu kita jadikan sebagai alasan untuk terlambat berdakwah, terlambat belajar, terlambat mengamalkan ajaran Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Lihatlah para ulama-ulama kita, dengan segala keterbatasan dan kekurangan, mereka tidak pernah mengeluh, mereka juga melahirkan karya-karya yang besar bagi umat ini.  Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kekuatan dan kesabaran kepada kita dalam menjalankan agama Allah, memperjuangkan dan mengamalkannya.

Karena itu perlu kita kenang jasa mereka dan mendoakan mereka. Terutama kita memanfaatkan ilmu yang telah mereka wariskan. Kita pelajari, kita kembangkan sebagai bentuk penghargaan kepada mereka. Bukan sekedar memperingati hari kelahiran mereka atau memungut buku-buku mereka tanpa dipelajari dan tanpa didalami.

Saat kita mengenang jasa-jasa ulama, tidak sedikit yang telah berkorban demi agama ini. Perlulah kita merenung, apa yang telah kita berikan untuk agama ini? Apakah pikiran kita hanya makan, minum, punya rumah, punya harta, tidakkah pernah dalam satu hari kita berpikir apa yang telah kita berikan untuk agama hari ini? Apa perjuangan yang telah kita berikan untuk agama Allah pada hari ini?

Kalau kita lihat para ulama-ulama kita, mereka berkorban dari masa muda mereka tidak pernah manja-manja, tidak pernah rekreasi kesana-sini seperti anak muda hari ini yang perlu hari libur, perlu hari istirahat, tidak perlu dibebankan belajar. Subhanallah, ulama kita semenjak mereka dari usia muda sudah mengorbankan waktu mereka, mengorbankan segala kehendak-kehendak hawa nafsu mereka, dan mereka tundukkan hawa nafsu mereka untuk mencari agama Allah, mempelajari agama Allah dan memperjuangkan agama Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Begitu pula para ustadz-ustadz kita hari ini. Tidak sedikit mereka mengorbankan keperluan pribadi mereka bahkan keluarga mereka. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjaga para ustadz-ustadz kita, memberkahi ilmu dan keluarga mereka.

Biografi Imam Ibnu Majah

Disebutkan oleh Imam Ibnu Katsir dalam Al-Bidayah wan Nihayah, yaitu orang-orang yang wafat pada tahun 273 Hijriyah. Belum menyebutkan, diantaranya adalah Ibnu Majah Al-Qazwini. Dia adalah Abu Abdillah Muhammad bin Yazid bin Majah Al-Qazwini. Lalu kata Ibnu Katsir bahwa beliau adalah pengarang kitab Sunan yang masyhur. Itu adalah bukti karya, kedalaman ilmunya dan luasnya penguasaan ilmu dan juga bagaimana beliau begitu memiliki semangat yang tinggi untuk menjalankan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam baik dalam ushul maupun furu’. Dimana kitab Sunan Ibnu Majah ini terdiri dari 32 kitab (bab). Dan juga di setiap bab itu terbagi lagi menjadi sekitar 1.500 bab. Dan kitab Sunan beliau ini mengumpulkan sekitar 4.000 hadits. Haditsnya bagus-bagus kecuali sedikit, kata Ibnu Katsir Rahimahullah.

Bagaimana kedudukan Sunan beliau diantara Kutubus Sittah (kitab-kitab hadits yang enam)? Mari download dan simak mp3 kajiannya.

Download MP3 Kajian

Untuk mp3 kajian  yang lain silahkan kunjungi mp3.radiorodja.com


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/48874-biografi-imam-ibnu-majah/